top of page

World Food Day 2021 : Strategi Pendonasian Makanan Berlebih pada Food Recovery Hierarchy

Diperbarui: 16 Nov 2021

Pada peringatan World Food Day 2021, Komunitas Surplus berkesempatan untuk mewawancarai salah satu Food Bank yang ada di Indonesia. Food Bank Bandung merupakan Organisasi Nirlaba yang bergerak pada isu ketahanan pangan. Pada tahun 2019, M. Gumilang P dan Gendis Ayu Satiti mencoba untuk mengembangkan konsep Food Bank di Indonesia dan secara resmi mendirikannya pada tahun 2020.


Berangkat dari personal experience dan keresahan bersama terkait makanan terbuang di tengah beberapa orang yang membutuhkan. Mengacu pada hierarki pemulihan pangan, posisi Food Bank Bandung berada di tingkatan ke-2 yaitu pendonasian makanan berlebih. Sebagai bagian dari campaign yang diusung oleh Komunitas Surplus pada World Food Day, diharapkan kisah dari Food Bank Bandung dapat menginspirasi berbagai pihak untuk aware terhadap isu pangan di Indonesia.

Dokumentasi pribadi Food Bank Bandung


Food Bank Bandung hadir dengan visi untuk meningkatkan ketahanan pangan warga Bandung dan sekitarnya. Food Bank Bandung bekerja sama dengan berbagai jenis pelaku usaha lokal dan berbagai stakeholder atau komunitas untuk meningkatkan dampak yang diberikan. Dalam kurun waktu sebulan, Food Bank Bandung dapat mengumpulkan 100 Kg roti dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.


Food Bank Bandung membuat pemetaan yang sistematis dalam menargetkan dan menetapkan konsumen. Terdapat sistem yang diciptakan seperti data prioritas konsumen dan profil bagi orang yang benar-benar tidak memiliki ketahanan pangan. Biasanya Food Bank Bandung menyalurkan makanan berlebih ke sektor organisasi seperti posyandu dan panti asuhan.


Dokumentasi pribadi Food Bank Bandung


Food Bank Bandung berperan sebagai broker antara produsen makanan berlebih dan beberapa orang yang tidak memiliki ketahanan pangan atau food insecurity di Bandung. Diketahui terdapat beberapa pelaku usaha kuliner lokal yang memiliki jiwa sosial tinggi dan ingin menerapkan nilai sustainability. Sehingga tidak hanya sebagai broker, Food Bank Bandung juga berperan sebagai enabler bagi pelaku usaha kuliner yang ingin menerapkan nilai sustainability dalam usaha mereka.


Pada awal mula berdiri, Food Bank Bandung menghadapi challenge untuk memperkenalkan konsep Food Bank yang masih asing di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu pengetahuan masyarakat akan Food Bank berangsur membaik. Saat ini, banyak organisasi dengan visi serupa yang berkolaborasi dengan Food Bank Bandung untuk melawan isu food waste dan food insecurity di Indonesia. Food Bank Bandung memiliki harapan dapat menjadi sentral distribusi di level regional dan tidak berjalan sendiri.


Kepada Tim Komunitas Surplus, Gendis Ayu dan M. Gumilang berujar bahwa ia optimis terkait perubahan di masa depan, terutama terkait perubahan perilaku masyarakat Indonesia terhadap makanan. Kedepannya diprediksi akan semakin banyak organisasi yang muncul dan memberikan edukasi serta kampanye terkait food waste di Indonesia. Pada kesempatan Campaign World Food Day, M. Gumilang P dan Gendis Ayu berharap di masa mendatang dapat terbentuk asosiasi Food Bank di Indonesia dan pemerintah dapat mengakomodir kegiatan-kegiatan Food Bank melalui kebijakan yang berlaku di Indonesia.

Dokumentasi pribadi Food Bank Bandung



Hasil interview ini telah diunggah di Instagram Komunitas Surplus. Cek disini







88 tampilan0 komentar
bottom of page