TrashStock Festival: Harmonisasi Lingkungan dan Seni
Diperbarui: 11 Jun 2020
Pernahkah kalian datang ke sebuah festival musik atau kesenian? Pastinya untuk bertemu dan menikmati hasil karya dari artis kesukaan kalian. Namun bagaimana jika festival tersebut tidak hanya sebagai sarana hiburan, tapi juga diharmonisasi dalam upaya memberikan edukasi mengenai sampah plastik?

Sumber : Dokumen pribadi TrashStock Festival
TrashStock Festival merupakan sebuah acara kreativitas kesenian yang berhasil menghadirkan pengalaman berbeda tersebut kepada khalayak. Didirikan pada tahun 2015, TrashStock Festival telah mengadakan empat festival di Bali. Festival Festival dengan jargon musik, artistik, plastik ini melibatkan seniman lokal maupun internasional. Musisi seperti Navikula dan Nostress juga turut bergabung dalam TrashStock Festival. Tidak hanya musik, seni yang ditampilkan juga meliputi seni lukis, mural, dan fotografi.
Didirikan oleh I Putu Hendra Arimbawa dan Julien Goalabré, TrashStock Festival menjadi wadah untuk pergerakan komunitas dan para seniman yang memiliki visi misi yang sama untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Festival ini juga sekaligus memberikan ruang dan panggung bagi para seniman untuk terus berkarya sekaligus menjadi medium edukasi untuk menyampaikan pendidikan lingkungan.
Hendra sebagai co-founder menyampaikan ide menarik dibalik terbentuknya TrashStock Festival kepada Komunitas Surplus saat dihubungi via telepon. Hendra memiliki keresahan mengenai gaya pengajaran yang normatif dan pasif. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Hendra mengingat ketika melakukan kegiatan bersih-bersih sekolah dengan membawa sapu atau ember dari rumah. Menurut Hendra, cara edukasi seperti ini kurang efektif. Dan gaya mengajar satu guru menjelaskan di depan kelas dan para murid hanya duduk mendengarkan di kelas juga dianggap terlalu pasif. Maka dari itu, TrashStock Festival menghadirkan sebuah kegiatan melalui pendekatan seni di mana semua orang dapat berperan aktif di dalamnya.
“Saat ini adalah era dimana sampah plastik jadi perannya anak muda”, ujar Hendra. Maka dari itu, penting bagi sebuah komunitas lingkungan untuk mengadakan sebuah kegiatan yang dapat mengajak anak muda berperan aktif untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan medium edukasi yang dapat melibatkan anak muda secara aktif diharapkan dapat memberikan informasi pendidikan lingkungan yang menarik. Urgensi dari anak muda adalah untuk masa depan negara sekaligus menjadi jembatan untuk ngobrol dengan orang tua mereka. Maka dari itu, TrashStock Festival berupaya menghadirkan edukasi lingkungan dengan pendekatan yang kreatif dan interaktif.

Sumber : Dokumen pribadi TrashStock Festival
Acara TrashStock Festival menghadirkan eksibisi dan edukasi lingkungan pada pagi hingga sore hari dan konser musik pada malam hari. Untuk masuk ke TrashStock Festival, pengunjung cukup membayar Rp 20.000 atau dengan membawa 1 kg sampah plastik yang nantinya akan didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Terakhir kali TrashStock Festival diadakan pada tahun 2018 dengan tema hewan dan juga terinspirasi dengan budaya Tumpek Kandang. Dalam budaya Bali, Tumpek Kandang merupakan sebuah upacara adat berkaitan dengan hewan. Melalui tema tersebut, TrashStock Festival menyampaikan edukasi mengenai hewan yang terkena dampak dari sampah plastik. Untuk tahun ini, TrashStock Festival berhenti untuk sementara karena wabah COVID-19. Selain festival kesenian, TrashStock Festival juga memiliki kegiatan sosial lingkungan lainnya seperti edukasi lingkungan di banjar, workshop, open booth, dan edukasi lingkungan ke sekolah.
Kepedulian terhadap lingkungan yang diajarkan oleh TrashStock Festival juga merupakan cerminan dari filosofi masyarakat Bali demi mewujudkan kelestarian lingkungan. Filosofi Trihitakarana mengajarkan bahwa keharmonisan tercipta karena hubungan dengan Tuhan dan sesama. Maka dari itu, filosofi tersebut diangkat untuk mengingatkan masyarakat bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Pada akhirnya Hendra berharap bahwa TrashStock Festival tidak hanya memberikan edukasi dan hiburan namun juga memberikan dampak yang besar kepada masyarakat dan lingkungan.