top of page

Tekad dan Kesadaran: Belajar dari Afrika Selatan untuk Cegah Sampah Makanan!

Afrika Selatan merupakan salah satu dari sekian negara di dunia yang memiliki isu kelaparan sebagai isu sosial yang cukup penting. Berdasarkan statistik pemerintahan Afrika Selatan, hampir 11% atau lebih dari 6 juta dari total 58.56 juta penduduk mengalami kelaparan. Hal ini juga semakin diperparah oleh kondisi iklim Afrika Selatan yang tidak pasti dan cukup sering menyebabkan kekeringan yang cukup parah. Kondisi tersebut tentu menyebabkan kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Namun, kenyataanya 10 juta ton makanan terbuang sia-sia di Afrika Selatan, bahkan hampir seluruh sampah makanan terbuang ke TPA yang akan mengakibatkan permasalahan lingkungan dan sosial yang terus berkelanjutan.


Masalah tersebut telah membangkitkan kesadaran dan tekad berbagai pihak untuk mengentaskan masalah makanan yang terbuang sia-sia. Hal tersebut terlihat dari usaha tiga organisasi yang cukup terkenal di Afrika Selatan untuk mencegah sampah makanan. Tiga organisasi tersebut antara lain, NOSH Food Rescue, FoodForward, dan SA Harvest. Bagaimana sih tiga organisasi ini ikut berkontribusi dalam pencegahan sampah makanan dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan di Afrika Selatan? Yuk simak penjelasan di bawah ini!


NOSH Food Rescue

NOSH Food Rescue memiliki karakter unik yaitu Chef with Compassion. Cara pencegahan yang dilakukan oleh NOSH Food Rescue adalah bekerja sama dengan pasar yang ada di Afrika Selatan untuk pengiriman produk berlebih yang tidak terjual. Seluruh barang yang diterima akan disortir kembali oleh NOSH Food Rescue, produk yang sudah tidak layak diolah akan disalurkan kepada peternak hewan atau mitra produsen pupuk. Produk makanan yang sebenarnya masih bisa diolah, dimasak kembali oleh Chef with Compassion yang kemudian disalurkan kepada penduduk Afrika Selatan yang membutuhkan. Penyaluran tersebut memanfaatkan kerja sama dengan organisasi lainnya sebagai penghubung kepada masyarakat luas. Dengan mekanisme ini, NOSH Food Rescue berhasil untuk menyediakan lebih dari 68,000 porsi untuk mereka yang membutuhkan hanya dalam 6 minggu. Artinya, NOSH Food Rescue memiliki tekad untuk membentuk mekanisme penyelamatan makanan dan mereka yang kelaparan. Selain itu, NOSH juga berhasil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang terlihat dari kolaborasi NOSH dengan produsen pupuk kompos, peternak, pengelola pasar, dan organisasi lainnya!


SA Harvest


SA Harvest juga merupakan organisasi yang bergerak dalam pengentasan sampah makanan di Afrika Selatan. Hanya saja, SA Harvest memiliki mekanisme penjemputan makanan dari berbagai produsen, baik tempat makan, hotel, maskapai penerbangan, dan lain-lain. Mekanisme ini dipilih untuk benar-benar hadir kapanpun produsen di atas memiliki makanan berlebih. Makanan yang sudah dikumpulkan akan disimpan dalam lemari es pusat SA Harvest dan segera dipilih kembali makanan yang masih bisa diolah dan tidak. Seperti kita ketahui bahwa salah satu sumber sampah makanan terbuang ketika dalam proses produksi, SA Harvest menyadari juga masalah tersebut dan menggunakan mekanisme real-time collection. Sesudah itu, produk makanan yang belum diolah dikirim secara langsung kepada organisasi lain yang akan mengolah dan mendistribusikannya kepada masyarakat umum dalam bentuk siap makan. Sehingga, SA Harvest merupakan penyalur stok makanan berlebih dari berbagai produsen untuk disalurkan kepada organisasi lainnya.


FoodForward SA

Sejatinya FoodForward SA juga memiliki mekanisme yang serupa dengan SA Harvest, yaitu menjadi penghubung antara produsen pangan dengan organisasi yang mengolah makanan berlebih menjadi siap makan untuk masyarakat. Namun, program yang disediakan FoodForward SA lebih beragam. Untuk menghindari sampah pangan terbuang, FoodForward SA bekerja sama dengan para petani untuk menyalurkan kelebihan sisa panen mereka kepada FoodForward SA untuk kemudian disalurkan ke beberapa organisasi. Selain itu, FoodForward SA juga memiliki gudang penyimpanan makanan berlebih, aktivitas amal skala besar untuk membagikan makanan, dan menyediakan platform digital yang secara langsung menghubungkan organisasi pengolah makanan dengan produsen makanan sehingga pelaporan makanan berlebih menjadi lebih mudah untuk diketahui. Harapannya, mekanisme ini dapat secara komprehensif mengurangi potensi makanan terbuang sia-sia.


Nah, sebenarnya masih banyak lagi organisasi lainnya yang juga bergerak dalam bidang yang sama di Afrika Selatan. Namun, ketiga organisasi tersebut saja sudah merepresentasikan kesadaran, tekad besar, dan aksi konkrit masyarakat Afrika Selatan untuk berkontribusi mengurangi sampah makanan dan mengolah produk layak makan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan! Satu hal yang pasti adalah kolaborasi. Dalam menuntaskan masalah sampah makanan, segala hal tidak mungkin dilakukan tanpa adanya kolaborasi dari seluruh pihak yang terkait. Yuk saatnya berikan aksi konkrit, partisipasi dan kolaborasi, dua kunci selamatkan makanan demi lingkungan dan generasi!


95 tampilan0 komentar