top of page

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Komunitas Surplus Adakan Sunday Zero Food Waste

Diperbarui: 11 Jun 2020


Komunitas Surplus berkolaborasi dengan komunitas Zero Waste Nusantara dan Yayasan Indonesia Hijau menggelar kegiatan Sunday Zero Food Waste

21 Februari 2020 merupakan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati untuk mengenang tragedi longsornya TPA Leuwigajah, Cimahi 15 tahun silam. Longsor yang terjadi di TPA Leuwigajah disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan tumpukan sampah yang meledak karena akumulasi gas metana dari sampah organik yang membusuk. Tragedi longsor tersebut meratakan kampung Cilimus dan Kampung Pojok dan merenggut korban jiwa sebanyak 157 orang.


Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional menjadi kesempatan bagi Komunitas Surplus untuk menggelar kegiatan Sunday Zero Food Waste. Kegiatan ini diadakan pada Car Free Day (CFD) di depan FX Mall Sudirman, Jakarta berkolaborasi dengan komunitas Zero Waste Nusantara dan Yayasan Indonesia Hijau. Komunitas Surplus memberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung CFD tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah makanan. Selain itu, Komunitas Surplus mengajak pengunjung CFD untuk mengikuti tantangan. Pengunjung CFD diminta untuk mencicipi dua buah potong apel dari dua apel yang berbeda, lalu pengunjung diminta untuk memberikan penilaian terhadap dua buah potong apel tersebut. Ternyata apel yang diberikan kepada pengunjung CFD adalah satu apel dari supermarket dan satu apel yang ditolak oleh supermarket. Menariknya, 70% pengunjung CFD memilih apel yang ditolak oleh supermarket karena rasanya lebih manis dan teksturnya lebih lembut.


Apel dengan tampilan yang sempurna (atas) dan apel dengan tampilan tidak sempurna (bawah)

70% pengunjung CFD tersebut merasa terkesan karena pilihan mereka adalah buah apel yang ditolak oleh supermarket. Mereka selama ini enggan memilih buah-buahan dengan bentuk yang tidak sempurna karena dianggap memiliki kualitas rasa dan kesegaran yang lebih rendah dibandingkan buah-buahan dengan bentuk yang sempurna. Dan ketika pengunjung CFD tersebut mengetahui tentang buah apel yang ditolak supermarket juga memiliki rasa yang enak, mereka berpendapat bahwa tidak ragu lagi untuk membeli dan memakan buah yang tidak sempurna penampilannya. Sedangkan untuk pengunjung yang memilih buah apel dari supermarket, mereka memilih karena rasa yang asam dan tekstur yang renyah dari buah apel tersebut. Meskipun mereka memilih buah yang dijual supermarket, mereka setuju bahwa pada dasarnya kedua buah potong apel tersebut masih segar dan layak untuk dimakan.


Pengunjung CFD diminta untuk mencicipi dua buah potong apel yang berbeda

Buah apel tersebut ditolak oleh supermarket karena bentuk, warna, dan ukurannya tidak memenuhi standar supermarket. Artinya buah apel tersebut ditolak hanya karena penampilannya yang tidak sempurna. Tentu saja masyarakat pada umumnya mengikuti standar tersebut, sehingga buah yang dibeli adalah buah yang sempurna penampilannya. Padahal buah yang ditolak oleh supermarket masih segar dan layak untuk dimakan. Komunitas Surplus hendak menyampaikan bahwa jangan sampai buah yang ditolak tersebut berakhir menjadi sampah makanan yang akhirnya berbahaya bagi lingkungan. Membuang produk buah-buahan tersebut juga sama artinya dengan tidak menghargai proses produksi, distribusi, akomodasi, dan energi untuk menghasilkan produk makanan tersebut.


Saat ini Indonesia merupakan penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Sampah yang dihasilkan yaitu 13 juta metrik ton per tahun yang sebetulnya dapat memberi makan sekitar 11% dari populasi di Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk tiap tahunnya. Dari kegiatan Sunday Zero Food Waste, Komunitas Surplus hendak memberikan pemahaman kepada pengunjung CFD untuk bijak berbelanja dan mengonsumsi makanan agar nantinya tidak berujung di tempat sampah. Sampah makanan yang telah membusuk dapat berbahaya bagi lingkungan karena menghasilkan karbon dioksida dan gas metana. Gas-gas berbahaya tersebut dapat merusak lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global dan berpengaruh pada perubahan iklim. Maka dari itu, ketika sampah makanan berhasil dikurangi sama artinya dengan berkontribusi untuk penyelamatan lingkungan. Semua orang tentu dapat berkontribusi untuk menjadi bagian dari solusi masalah sampah makanan.


Untuk mewujudkan solusi tersebut, siapapun dapat bergabung menjadi anggota di Komunitas Surplus. Setelah bergabung, anggota bisa mendapatkan informasi pengetahuan mengenai masalah lingkungan, berkontribusi bersama untuk memerangi masalah sampah makanan, dan menjadi bagian dalam kegiatan Sunday Zero Food Waste selanjutnya. Saat ini, sudah ada 21 orang yang bergabung dengan Komunitas Surplus. Bagi yang ingin bergabung bisa mengunjungi laman Komunitas Surplus melalui www.surplus.id/gabung-komunitas. Pendaftar akan diminta untuk mengisi data pribadi dan setelah itu akan langsung terdaftar sebagai anggota komunitas. Anggota komunitas akan terhubung di laman Facebook Komunitas Surplus sebagai platform untuk mendapatkan informasi dan diskusi bersama sesama anggota dan aktivis lingkungan.

94 tampilan0 komentar
bottom of page