top of page

Hari Bumi 2020 : Menjaga Udara yang Bersih untuk Bumi

Diperbarui: 11 Jun 2020



Pada perayaan Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, aksi perubahan iklim dijadikan sebagai topik paling mendesak untuk peringatan Hari Bumi ke 50 tahun. Tema climate action merupakan tantangan sekaligus peluang yang besar bagi kita semua. Perubahan iklim menjadi tantangan terbesar bagi masa kehidupan di bumi, termasuk masa depan manusia dan sistem pendukung kehidupan yang membuat dunia kita layak huni.


Hari Bumi tahun ini bisa kita jadikan sebagai refleksi atau mengingat kilas balik mengenai apa yang sedang terjadi pada bumi kita belakangan ini. Jika dilihat pada tahun 2018, Jakarta mendapat predikat kota terpolusi se-Asia Tenggara bersama dengan Hanoi. Polusi udara nyatanya mempengaruhi kesehatan yang berdampak pada paru-paru manusia. Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta mencapai empat kali lipat di atas batas aman tahunan menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan juga melebihi batas aman standar nasional pada PP No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.


Namun, di tahun ini, masyarakat Jakarta menjadi saksi bahwa udara langit kota Jakarta semakin bersih dan cerah. Ada spekulasi bahwa hal ini dipengaruhi oleh situasi wabah Covid-19 yang membuat pemerintah menetapkan regulasi mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini disebabkan penurunan drastis dari angka penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya memadati jalanan Ibu Kota. Penggunaan kendaraan bermotor dapat menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi lingkungan seperti karbon monoksida yang secara tidak langsung berdampak pada pemanasan global. Seperti yang kita ketahui juga bahwa sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar dari polusi udara di Jakarta.


Kebijakan Work From Home (WFH) alias #dirumahaja, memang dilihat sebagai faktor yang membuat kualitas udara di Jakarta semakin membaik, setidaknya untuk saat ini. Tetapi, ketika wabah Covid-19 usai dan aktivitas kembali seperti semula, rasanya kualitas udara Jakarta akan kembali terpolusi seperti sebelumnya apabila kita tidak melakukan aksi nyata untuk menanggulanginya. Tentunya kita berharap pemerintah dapat menetapkan regulasi dan membuat perubahan untuk menyelamatkan polusi udara Jakarta. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah melanjutkan program konversi bahan bakar gas yang dapat mengurangi polusi udara. Sebagai masyarakat, kita tentu bisa berkontribusi untuk menjaga kualitas udara, seperti meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi, rutin merawat mesin kendaraan, menggunakan transportasi umum, dan membuat taman di halaman rumah. Mari kita jaga kualitas udara untuk mendukung aksi iklim bagi bumi yang layak sebagai tempat hunian bersama!


69 tampilan0 komentar