top of page

Dukungan Kemenparekraf pada Program Sustainable Food Tourism with Surplus Indonesia

Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan pembuang makanan terbesar secara global pada tahun 2018 menurut The Economist Intelligence Unit. Hal ini juga diperkuat dengan data yang dikeluarkan oleh Bappenas (2021) bahwa besaran sampah makanan yang dihasilkan mencapai 23-48 juta ton/tahun—jumlah yang apabila diantisipasi secara tepat dapat memberi makan sekitar 61-125 juta orang (29-47%). Tentu hal ini merupakan sebuah tantangan besar bagi Indonesia dalam memberantas isu sampah makanan, mengingat Indonesia telah berkomitmen dalam mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 pada target ke-2 (menghilangkan kelaparan), dan target ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan).


Dokumentasi Surplus


Sebagai bentuk konkrit serta aksi nyata dari Surplus Indonesia untuk mengatasi sampah makanan (food waste) di industri perhotelan, pada 22 Agustus 2022 (Senin) diluncurkan program Sustainable Food Tourism with Surplus Indonesiadengan dukungan dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif. Acara peluncuran program ditandai dengan penandatanganan MoU antara Surplus Indonesia (platform pencegah food waste) dengan 3 group chain hotel meliputi Swiss-Belhotel International Group, Ascott Group & Artotel Group yang disaksikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno.



Dokumentasi Surplus


Dalam program ini, pelanggan dapat membeli makanan & minuman yang yang diproduksi berlebih dari hotel yang bergabung dengan harga diskon 50% menggunakan aplikasi Surplus. Makanan dan minuman yang dapat dibeli dapat berbentuk ala carte maupun buffet. Aktivitas ini dapat membantu dalam pengurangan potensi terjadinya timbunan food waste bagi para group chain hotel yang terdapat di 10 kota yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang & Bali.


Program “Sustainable Food Tourism with Surplus Indonesia” ini bersifat strategis dan merupakan momentum awal untuk mendukung chain hotel untuk memenuhi salah satu ruang lingkup CHSE dengan menerapkan pencegahan terjadinya potensi food waste dari sumbernya sekaligus mengurangi biaya kerugian yang timbul akibat terjadinya timbunan food waste selama masa pandemi COVID-19 maupun setelah masa pandemi berakhir


Dokumentasi Surplus


Harapannya, di tahun 2023, program “Sustainable Food Tourism with Surplus Indonesia” dapat mencegah >20 ton makanan yang dapat berpotensi menjadi sampah pangan & berhasil mencegah kerugian finansial hingga 1M bagi para chain hotel. Serta, dapat mencegah potensi munculnya >300 ton CO2 dari total makanan yang terselamatkan melalui aplikasi Surplus.


Dokumentasi Surplus


180 tampilan0 komentar