top of page

Darurat Food Waste: Anak Muda Bisa Apa?

Kalau berbicara tentang anak muda, pasti mudah terlintas di pikiran kita tentang kebiasaan minum kopi? Nongkrong di café? Nugas di café? “Ahhh.. anak muda jaman sekarang uangnya habis ke kopi aja” atau “Ahh.. anak muda jaman sekarang, dikit-dikit ke café” hmmm "sepayah" itu ya sepertinya bayangan terhadap anak muda. Namun, apakah pernah terlintas di di pikiran kita tentang investasi yang dilakukan oleh anak muda? Bisnis atau start up yang dibangun anak muda? S2 dengan beasiswa ke luar negeri di usia muda? Atau seorang aktivis lingkungan internasional dari generasi muda?


Sumber : unsplah.com

Seorang sosok anak muda, Greta Thunberg, yang merupakan aktivis lingkungan, di umur nya yang masih muda dapat berbicara di depan pemimpin dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi mengenai Perubahan Iklim. Di Indonesia juga terdapat Aeshnina, gadis asal Gresik yang menjadi aktivis lingkungan sejak masih di bangku SMP. Untuk membangun kesadaran mencintai lingkungan, anak muda bisa mulai dari hal kecil di kehidupan sehari-harinya. Misalnya, sesederhana tidak membuang-buang makanan. Menurut laporan yang ditulis oleh The Economist pada tahun 2011, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil limbah makanan terbanyak di dunia. Selain itu, menurut Bappenas selama 20 tahun terakhir Indonesia menyumbang sekitar 23-48 ton sampah makanan per tahun.


Bagaimana cara agar tidak mudah membuang-buang makanan? Pertama kita perlu tahu apa alasan kita mudah membuang makanan. Apakah karena kemudahan mendapatkan makanan, sehingga kita merasa tidak apa-apa ketika ada sebagian yang terbuang? Apakah karena kita menolak untuk repot atau berpikir panjang ketika ada makanan yang tersisa? Apakah karena melempar makanan ke dalam tong sampah lebih mudah daripada membungkus makanan dan memakannya nanti? Dan banyak pertanyaan lainnya yang bisa dijadikan bahan refleksi untuk kita menyadari betapa merugikannya jika membuang-buang makanan.


Perilaku membuang makanan sebenarnya sangat sederhana, tapi dampaknya sangat besar terhadap lingkungan. Gas metana yang dilepaskan dari sampah makanan dapat merusak lapisan atmosfer dan juga kesuburan tanah. Namun, cara membangun kesadaran agar tidak membuang makanan juga ternyata mudah dilakukan! Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan selalu: Satu, bijak dalam membeli makanan. Dua, komitmen untuk menghabiskan makanan.Tiga, memanfaatkan teknologi sebagai solusi agar tidak membuang makanan. Anak muda bisa dibilang adalah generasi paling kreatif di muka bumi.


Bijak dalam membeli makanan bisa dipraktekkan saat kita berkunjung ke café, coffee shop, atau restaurant . Belilah makanan secukupnya dan sesuai selera kita, tidak perlu merasa gengsi untuk memesan makanan banyak atau mewah ya! Pesanlah makanan yang disuka, karena kalau suka pasti dihabiskan. Bagaimana kalau sudah terlanjur kenyang? Tenang, minta saja makananmu untuk dibungkus atau take away sehingga bisa dimakan di lain waktu atau saat di rumah. Tidak perlu gengsi untuk bungkus makanan, gengsi-lah ketika kalian membuang makanan.


Selain itu, bijak dalam membeli makanan juga bisa dipraktekkan saat belanja mingguan atau bulanan. Sebelum berbelanja kita bisa membuat daftar kebutuhan dan rencana menu masakan dalam seminggu kedepan. Selain bisa menghemat biaya, kita juga bisa menghindari food waste. Sesuaikan juga, apakah kita punya lemari penyimpanan seperti kulkas? Kalau tidak lebih baik beli bahan makanan seperlunya. Jangan sampai busuk dan berakhir di tempat sampah karena tidak sempat dimasak. Kalaupun punya kulkas, tidak perlu mengisinya sampai penuh, sekali lagi sesuaikan dengan kebutuhan.


Komitmen dalam menghabiskan makanan dapat dipraktikkan ketika kita akan atau sudah memesan makanan. Awalnya mungkin tidak mudah, misalnya kita baru pertama kali mencoba makanan tersebut dan ternyata begitu tidak enaknya sampai kita terpaksa membuang makanan tersebut. Setidaknya, lain kali kita tahu makanan seperti apa yang kita suka dan pasti akan kita habiskan. Kita juga dapat mempraktikkan komitmen dalam menghabiskan makanan, misalnya ketika kita memasak untuk orang rumah. Ketika sudah tahu akan memasak, sebaiknya tidak perlu lagi membeli atau makan di luar. Jika berlebihan kita bisa berbagi masakan kita ke orang yang membutuhkan, tidak perlu dibuang.


Menghabiskan makanan tidak perlu menjadi suatu momok yang memberi tekanan. Kita bisa melakukannya dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Kita bisa berbagi dengan orang lain, atau kita bisa kreasikan menjadi menu makanan lain supaya tetap enak untuk dimakan. Selain itu, kita bisa menggunakan caranya anak muda loh.. yaitu teknologi! Saat ini zaman sudah semakin canggih hingga banyak teknologi yang dibuat untuk membantu kita melakukan apapun, termasuk mengurangi food waste. Kita bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi buatan anak bangsa yang fungsinya juga bermacam-macam, seperti mempertemukan penjual makanan dan pembeli, mempertemukan donatur makanan dengan orang yang memerlukan donasi makanan, mempertemukan orang yang kelebihan makanan dengan orang yang kekurangan makanan, dll. Contohnya aplikasi Surplus! Software yang sangat mudah dipasang di smartphone masing-masing yang bisa bantu mengurangi food waste.


Bagaimana caranya? Jika ingin membeli makanan dengan harga murah, di aplikasi Surplus banyak merchant yang menjual makanan mereka dengan setengah harga agar lekas laku. Jika ingin berbagi makanan karena di rumah ada makanan yang sangat banyak dan mustahil untuk dihabiskan sendiri, kita bisa buat postingan pada Forum aplikasi Surplus dan menunggu ada yang menjemput makanan kita. Jika membutuhkan ide bagaimana mengolah dan mengkreasikan makanan sisa menjadi menu baru yang lebih enak, kita juga bisa memulai diskusi di Forum aplikasi Surplus. Jika ingin berdonasi bagi orang yang membutuhkan, tim Surplus juga bisa membantu menyalurkan donasi kita.


Sederhana dan gampang untuk dilakukan oleh anak muda, tapi berdampak besar bagi lingkungan. Selain lingkungan, kita juga bisa berbagi untuk orang yang membutuhkan. Jadi, anak muda yang seperti apakah kamu?


Ditulis oleh : Yosia Shintabella


Sumber Referensi:
https://nationalgeographic.grid.id/read/132893109/sering-menyisakan-makanan-ini-dampaknya-bagi-lingkungan-dan-kehidupan-manusia
https://www.kompas.com/food/read/2020/10/13/171900475/indonesia-negara-penghasil-limbah-makanan-peringkat-kedua-tertinggi-di
https://www.ted.com/speakers/greta_thunberg
https://www.detik.com/edu/foto/d-5842266/7-potret-aeshnina-remaja-aktivis-lingkungan-saat-susur-brantas-hingga-cop26


212 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page