Bijak Mengolah Sampah dengan Inovasi Pengolahan Food Waste
Pengolahan limbah food waste di Indonesia selalu berujung ke dalam landfill dimana sampah-sampah tersebut dikumpulkan menjadi satu. Hal ini dikarenakan masih minimnya realisasi dari pengolahan limbah food waste yang dilakukan di Indonesia. Selain itu, mahalnya alat-alat yang digunakan untuk mengolah sampah makanan ini juga menjadi penyebab dari masalah tersebut.
Menurut Kepala Perwakilan FAO (Food and Algriculture Organization) untuk Indonesia yang dikutip dari finance.detik.com, dengan populasi Indonesia sebesar 250 juta penduduk, Indonesia mempunyai kebutuhan makanan sekitar 190 juta metrik ton dengan total limbah hasil makanan sebesar 13 juta metrik ton di setiap tahunnya. Limbah makanan yang tidak diolah dan menumpuk dapat menyebabkan banyak permasalahan lingkungan diantaranya adalah menguapnya gas metana ke udara yang kemudian akan menuju ke atmosfer sehingga dapat menimbulkan efek rumah kaca yang berakibat pada perusakan lapisan ozon.
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan sendiri dari rumah untuk mengolah limbah food waste ini. Seperti yang telah kita ketahui tadi bahwa timbunan food waste dapat menyebabkan penguapan gas metana. Namun jika kita dapat mengolahnya dengan bijak, kita dapat membuat gas metana tersebut menjadi biogas Biogas sendiri merupakan energi terbarukan yang dihasilkan dari pengolahan sisa-sisa makanan. Biogas dapat menjadi bahan bakar kompor, kendaraan bahkan pembangkit listrik.
Di negara maju seperti Jepang, mereka mempunyai organisasi bank tersendiri yang khusus untuk mengolah food waste yang bernama Second Harvest. Organisasi ini didedikasikan untuk menyelamatkan sisa-sisa makanan yang didapat dari berbagai toko bahan makanan (retail, manufaktur, rumahan, dll) yang kemudian akan didistribusikan kembali kepada individu-individu atau perusahaan yang membutuhkan. Sisa-sisa bahan makanan tersebut tentunya tidak kadaluwarsa dan masih aman untuk di konsumsi. Kita mungkin akan berpikir kenapa negara maju seperti jepang sangat serius untuk menyelamatkan sisa-sisa bahan makanan, bukankah Jepang adalah negara yang kaya? Hal ini terjadi karena di Jepang tidak terlalu banyak lahan pertanian dan lahan untuk digunakan untuk membuang sampah. Oleh karena itu negara ini meminimalisir sebisa mungkin untuk mengatasi masalah tersebut seperti menyelamatkan food waste dengan menampung dan mendistribusikannya dengan cepat sebelum kadaluwarsa.
Indonesia sendiri mempunyai sebuah program yang dapat membantu masyarakat awam dalam pembuatan biogas untuk meminimalisir limbah organik dari rumah. Program ini dinamakan Program Biogas Rumah (BIRU) yang merupakan sebuah program multi pihak diinisiasi oleh HIVOS dan bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Didirikan pada tahun 2009 hingga saat ini Program BIRU telah membantu 119.266 orang dalam mengolah limbah dan mengurangi emisi kurang lebih 370.000 ton CO2e.

Sumber : unsplash.com
Selain mengolahnya menjadi biogas, food waste juga dapat kita olah menjadi kompos yang dapat berguna untuk menyuburkan tanaman. Cara pengolahan sisa makanan menjadi kompos sangatlah mudah dengan cara mengumpulkan sisa-sisa makanan ke dalam sebuah tong yang dapat ditutup, kemudian masukkan tanah secukupnya dan dicampur secara merata, tutup rapat dan tunggu hingga 3-4 minggu sampai pupuk kompos dapat digunakan.
Pupuk dari kompos sangat bermanfaat untuk tanaman seperti meningkatkan kesuburan tanah, daya serap air, kualitas dari tanaman yang dihasilkan, struktur dan kualitas tanah dan masih banyak lagi. Kompos juga mempunyai keunggulan dibanding dengan pupuk lain yaitu harga yang lebih murah, bahan baku yang sangat mudah ditemukan (food waste), dan tentunya lebih aman dan sehat pembuatannya serta pemakaiannya.
Membuang sampah pada tempatnya memang hal yang sangat diperlukan untuk menjaga lingkungan. Namun, jika kita dapat mengolahnya kembali, maka tidak hanya ikut berperan dalam menjaga lingkungan, kita juga dapat lebih menghemat energi untuk menjaga kelestarian alam di bumi. Sebagai anak bangsa yang terlahir di dunia modern seperti ini, sudah seharusnya kita dapat menciptakan inovasi-inovasi yang dapat meminimalisir food waste khususnya pada bidang teknologi. Sebagai contoh, kita dapat membuat sebuah organisasi dengan skala kecil seperti kota yang dapat menampung sementara dan mendistribusikan sisa-sisa bahan makanan. Organisasi ini diharapkan dapat menciptakan sebuah website atau aplikasi yang berguna sebagai pencatatan, efisiensi waktu, serta memudahkan masyarakat berkomunikasi dengan organisasi tersebut untuk menyelamatkan makanan dari potensi akan terbuang. Selanjutnya, organisasi ini akan mendistribusikan sisa-sisa bahan makanan tersebut ke tempat-tempat yang membutuhkan berdasarkan request yang ada di website atau aplikasi tersebut. Pada akhirnya kita dapat mengurangi food waste dan tentunya juga dapat mengurangi pengolahan dari sisa makanan yang sudah kadaluwarsa.
Nah, banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menangani masalah food waste ini. Cara-cara ini akan menjadi mudah apabila kita konsisten dalam apa yang kita lakukan dan hasilnya dapat menjadi manfaat yang besar bagi diri kita sendiri dan masyarakat. Yuk, mari kita mengurangi dan mengolah food waste untuk selamatkan bumi.
Referensi: