top of page

Berinisiatif Menabung di Bank Sampah

Berapa banyak sampah yang kalian hasilkan setiap hari atau setiap minggunya? Pernahkah kalian menghitungnya? Apakah kalian tahu sampah apa saja yang dihasilkan? Barangkali tidak banyak yang melakukan atau menyadari hal tersebut apalagi memikirkan berapa banyak sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Bayangkan saja 62% sampah yang ada di Indonesia ternyata berasal dari sampah rumah tangga. Sebagai contohnya, sebanyak 7,4 ribu ton sampah masuk ke TPST Bantar Gebang setiap harinya di tahun 2018. Lalu jumlah tersebut turun 11% di tahun 2019 menjadi 6,7 ton setiap harinya. Jakarta Timur menjadi penyumbang sampah terbesar dengan 538 ribu ton di tahun 2018 dan 483 ribu ton di tahun 2019. Memang angka tersebut turun, namun diperkirakan TPST Bantar Gebang akan tutup di tahun 2021 karena dianggap sudah tidak mampu menampung sampah dari DKI Jakarta.


Sumber : unsplash.com


Upaya untuk menanggulangi sampah akhirnya dilakukan, salah satunya dengan kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Plastik Ramah Lingkungan. Peraturan tersebut akan mulai efektif diberlakukan pada bulan Juli 2020 di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Langkah tersebut perlu didukung untuk mengurangi sampah khususnya sampah plastik, walaupun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum membiasakan diri membawa tas belanja yang ramah lingkungan ketika berbelanja. Barangkali masyarakat belum mengetahui kebijakan tersebut atau memang sudah tahu tapi tidak peduli.


Sebetulnya tidak perlu menunggu pemerintah untuk mengambil langkah, ada inisiatif lain yang masyarakat bisa ambil. Banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi sampah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menabung di bank sampah. Seperti halnya menabung uang di bank, namun yang satu ini adalah menabung sampah. Pihak bank sampah juga akan memberikan buku tabungan serta rincian sampah yang kalian bawa ke sana. Teknis untuk menabung di bank sampah yang pertama adalah pilah dan bersihkan sampah terlebih dahulu, lalu setor sampah di bank sampah yang dituju. Sampah tersebut akan ditimbang, dicatat, dan hasilnya akan ditulis di buku tabungan. Setelah itu bank sampah akan memberikan sampah tersebut ke perusahaan yang sudah bekerja sama untuk diolah kembali. Jenis sampah yang bisa kalian setor ke bank sampah pun beragam dan harga yang ditetapkan sesuai dengan jenisnya.



Sumber : unsplash.com



Jumlah bank sampah di Indonesia bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, terdapat sebanyak 8.036 bank sampah di seluruh Indonesia atau hampir 800% dari empat tahun sebelumnya yang berjumlah 4.280. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bank sampah berkontribusi mengurangi sampah sebanyak 1,7% pada tahun 2017. Bank sampah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, maka kalian ada kesempatan untuk mencari dan datang ke bank sampah terdekat di kota kalian.


Ketika kalian langsung membuang sampah di tong sampah depan rumah memang terdengar lebih mudah ketimbang melakukan proses menyetor sampah di bank sampah. Hal ini bukanlah untuk membuat kalian lelah dan repot, namun tujuan dari adanya bank sampah adalah membangun kesadaran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. Jumlah sampah yang tidak terkontrol menjadi salah satu masalah lingkungan yang darurat. Belum lagi kalau buang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini menjadi penyebab kerusakan lingkungan karena masyarakat tidak mengetahui cara mengelola yang benar dan lemahnya kemampuan untuk mengelola sumber daya yang ada. Di sisi lain lingkungan hidup haruslah memiliki mutu yang baik sehingga nyaman untuk menjadi tempat tinggal bersama semua makhluk hidup. Hal ini akan terwujud salah satunya jika jumlah sampah dapat terkontrol dan terkelola dengan baik. Maka dari itu, kita harus mengambil inisiatif mulai dari sekarang.


74 tampilan0 komentar