Menurut FAO, sampah makanan di Indonesia mencapai
13 juta ton tiap tahunnya. Tahun 2016 menempatkan Indonesia sebagai peringkat dua dengan pembuang sampah makanan terbanyak di dunia. Kontribusi besar terbuangnya makanan berasal dari hotel, restoran, katering, supermarket, dan perilaku masyarakat yang gemar menyisakan makanannya.
Membuang makanan bukan hanya menyia-nyiakan sumber daya alam, tetapi juga membuang semua energi dan air yang dibutuhkan dalam rantai pasokannya. Makanan yang membusuk juga menghasilkan metana — gas rumah kaca yang bahkan 21 kali lebih kuat menghangatkan atmosfer daripada karbon dioksida. Sampah makanan dikatakan bertanggung jawab atas
8% dari emisi gas rumah kaca global.

Tahukah kamu mengenai
FOOD CARBOON FOOTPRINT ?
Food carbon footprint atau jejak karbon makanan adalah perkiraan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
dari satu kilogram makanan dalam rantai pasokan (satuan kg/CO2), mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi.
Faktanya, jejak karbon makanan tertinggi terjadi pada saat fase konsumsi (37% dari total) atau saat kita menyisakan
makanan yang telah diproses. Ini karena ketika kita membuang makanan, kita juga membuang semua energi dan air
yang dibutuhkan untuk tumbuh, memanen, mengangkut, mengemas, dan memrosesnya.

Kami memberikan solusi untuk
mencegah makanan yang masih layak
dan aman dikonsumsi tak menjadi food waste


UNDUH APLIKASI
SELAMATKAN MAKANAN
FAVORITMU
Temukan makanan favoritmu
dari rekanan Surplus yang
memiliki makanan berlebih
Dapatkan makanan favoritmu di rekan Surplus dengan harga yang
lebih hemat diskon 50%

AMBIL PESANANMU
Ambilah makanan yang telah kamu pesan (lebih baik untuk membawa
tempat makanmu sendiri!) atau
dengan jasa online delivery

1 DOWNLOAD = 1 PORSI NASI
yang akan disalurkan kepada
masyarakat yang membutuhkan
oleh Komunitas Surplus



Bawa kotak makan dari rumah
untuk kurangi plastik sekali pakai dan
dapatkan diskon 10%
Kamu juga bisa terhubung dengan sesama
pendukung gerakan Zero Food Waste di dalam Forum
